Oleh: Aliansyah Jumbawuya*
Bagi para
penulis pemula banyak hal yang masih mereka kurang ketahui seputar dunia tulis
menulis. Dari teknik menulis itu sendiri sampai mempublikasikannya. Boleh jadi
tulisan tersebut sudah bagus, tapi karena mengirim ke media massa yang kurang
tepat, akhirnya tak kunjung dimuat. Sebab, masing-masing pengelola koran,
tabloid atau majalah, punya kriteria dan selera yang berbeda.
Seringkali
pula ketika tulisan ditolak, mereka hanya bisa bertanya-tanya: apa kekurangan
dan kelemahan karyanya? Andai diberi tahu, mungkin si bersangkutan akan
bersedia untuk memperbaikinya. Tidak soal dia harus kembali merombak
tulisannya, yang penting asal bisa terbit.
Sayangnya,
sebagian besar redaktur tidak punya waktu untuk menjelaskan semua itu. Bukan
tidak mau, tapi lantaran kesempatan yang terbatas. Maklum, ritme kerja mereka
sebagai wartawan cukup padat, banyak hal yang mesti ditangani.
Untuk
mengatasi berbagai permasalahan dan hambatan tersebut, kami merasa perlu
membentuk semacam wadah sharing seputar kepenulisan yang diberi nama Komunitas
Penakita. Dengan tujuan semata buat menggairahkan dunia literasi di Kalsel.
Siapapun boleh bergabung, namun lebih diprioritaskan kepada para pemula yang
benar-benar serius ingin jadi penulis.
Memang
menulis adalah proses kreatif yang dikerjakan sendiri. Tapi, adakalanya
semangat untuk berkarya itu mengalami pasang surut. Di sinilah pentingnya
kebersamaan untuk saling memotivasi. Selain itu, dengan ‘berjamaah’ beragam
kendala yang dihadapi akan terasa ringan.
Setiap
anggota Komunitas Penakita disyaratkan setiap bulan mengirimkan minimal satu
cerpen atau 3 judul puisi. Tidak masalah apakah karya itu bagus atau tidak,
yang penting mau menulis dulu. Begitu naskah sudah jadi, baru kita koreksi dan
beri arahan dan masukan. Di sini praktik menulislah yang diutamakan, sedangkan
panduan teoritis menyusul kemudian. Bukan sebaliknya—seperti yang selama ini
dilakoni di beberapa sekolah dan perguruan tinggi—saking berkutat pada hal-hal
yang bersifat teoritis, praktik menulisnya malah terabaikan.
Tulisan
yang dinilai telah memenuhi standar oleh pengelola Komunitas Penakita kemudian
akan disalurkan ke beberapa suratkabar terkemuka di Kalsel. Atau, kalau
penulisnya mau mengirim sendiri ke media tertentu, juga silakan. Kita sekadar
ingin memfasilitasi bagaimana sekiranya agar karya para anggota bisa terbit dan
dinikmati oleh publik.
Kalaupun
gagal dimuat di koran atau tabloid, tak perlu berkecil hati. Karena Komunitas
Penakita akan menerbitkan buku antologi bersama cerpen dan puisi secara
berkala. Jadi, karya-karya anggota yang memang dianggap layak tetap bakal
tertampung. Penerbitan buku antologi itu bisa rutin tiga bulan sekali atau
bahkan setiap bulan, sangat tergantung pada jumlah dan loyalitas anggota
Komunitas Penakita. Artinya, tanggung jawab untuk membesarkan komunitas ini
bukan hanya di tangan pengurus, juga perlu didukung berbagai pihak.
Ada banyak
keuntungan bergabung dengan Komunitas Penakita. Di samping memperoleh bimbingan
menulis, karya para anggotanya cepat atau lambat kelak akan dibukukan dengan
menggunakan model semacam arisan alias bergiliran. Namun, tetap saja ada proses
seleksi, sehingga mereka yang karyanya belum dibukukan kian termotivasi untuk
meningkatkan kualitas tulisannya.
Tidak hanya
itu, penulis yang karyanya dibukukan juga bakal mendapat rabat sebesar 30-40
persen dari penjualan. Sedangkan anggota lain memperoleh potongan pembelian
buku 25 persen dibanding harga di pasaran.
Masih
banyak lagi keuntungan lainnya. Bagi siapapun yang berminat hendak bergabung
dan mengetahui lebih jelas mengenai persyaratan beserta formulir keanggotaan
silakan menghubungi email: komunitas_penakita@yahoo.com atau kontak person
085248613969 dan 085249344519.
Semoga
keberadaan Komunitas Penakita ini dapat turut andil untuk lebih menggairahkan dunia
kepenulisan dan kesusastraan di Kalsel. Insya Allah!
*Penulis adalah Ketua Umum
Komunitas Penakita Kalsel
(Radar Banjarmasin, Minggu, 11 September 2011)
1 komentar:
Jadi yang terpenting adalah membiasakan diri untuk menulis dulu ?
Posting Komentar